Halaman ini akan tertutup secara otomatis setelah meng-klik salahsatu link diatas
Terimakasih!

TANAMAN HIAS ROSELA MERAH

Kicaunusantara kali ini membahas tanaman rosela, di rumah dulu sempat halaman depan di  tanami tanaman rosela, nah rosela ini juga bisa di buat minuman loh bunganya' rasanya minuman rosela ini asem manis enaka deh, seger pokonya. Nah bagaimana budidaya rosela dengan mudah, serta apa saja khasiat rosella, kita akan bahas tanaman rosella mulai khasiat dan kegunaan rosella. budidaya rosella, rosella merah, khasiat rosella, bunga rosella, rosella ungu, efek samping rosella, manfaat rosella, rosella tea
Tanaman ini memiliki warna menarik. Konon, buahnya berkhasiat sembuhkan penyakit. Sebut saja, penyakit langganan ketika usia senja, seperti diabetes dan hipertensi. dan masih banyak lagi khasiat dari bunga roseela.

Sehat itu mahal. Sadar atau tidak, aneka polutan dan radikal bebas yang hidup dengan kita setiap hari, gaya hidup asal-asalan, dan kemudahan hidup yang dijamin teknologi, membuat sehat itu jadi hal langka. Namun jangan khawatir – karena sebagai penyeimbang – kini masyarakat mulai menerapkan hidup sehat, seperti minum jamu. Herbal yang dikemas jadi minuman terbukti secara pengalaman mampu mengurangi resiko ancaman penyakit.
budidaya rosella, rosella merah, khasiat rosella, bunga rosella
Tak hanya di Indonesia, di Jepang masyarakatnya juga mengemas herbal jadi minuman segar, yaitu kebiasaan minum teh. Rasanya pahit dan warna teh hijaunya segar, seakan memberi nunsa sendiri bagi perlindungan diri terhadap penyakit. Tak selamanya teh yang menyehatkan itu berwarna hijau, karena minuman yang biasa disajikan dengan hangat atau dingin ini ada juga yang berwarna merah. Konon, ia memiliki peran herbal.
Teh merah. Begitu orang biasa menyebut teh yang sebenarnya bukan berasal dari daun teh ini. Pertama kali diperkenalkan di Indonesia tanaman ini sempat heboh. Dan percaya atau tidak, tanaman ini sudah lama dikenal dunia, maka jangan heran jika rosela merah memiliki banyak nama di beberapa negara.
Jamaican sorrel adalah sebutan yang diberikan oleh masyarakan India, oseille rouge disebut orang Perancis, quimbombo chino di Spanyol, karkade di Afrika Utara, dan bisap di Senegal. Di Indonesia, rosela merah tak hanya dikenal sebagai bahan herbal, tapi juga bahan pembuat makanan dan minuman. Beberapa orang sudah mengolah tanaman ini sebagai manisan dan beberapa lagi mengolahnya jadi sirup siap minum.
Ia berdaun dan bisa memiliki tinggi hingga 2 meter (batang). Buahnya mirip dengan bentuk kuncup bunga dan berwarna merah, sehingga ia dijuluki rosela merah. Uniknya, buah yang digunakan sebagai ekstrak dan olahan datang dari kulitnya. Sedangkan isinya, selain ditanam kembali, tak bisa jadi bahan makanan atau minuman. Budidayanya mudah dan perawatannya tak begitu sulit, membuat tanaman ini cepat berkembang, tak terkecuali di Indonesia.

rosella ungu, efek samping rosella, manfaat rosella, rosella tea
“Pada dasarnya, menanam rosela merah mudah, seperti kita menanam pohon.

Hanya perlu diperhatikan, hasil yang maksimal dan mencegah kerontokan sampai kematian, sebaiknya tanah yang digunakan tak terlalu asam,” kata Petani Rosela Merah di Banjarbaru Kalimantan Selatan (Kalsel), Badrun. “Banyak dan mudahnya penanaman, membuatnya tak sulit mencari kebun dan hasil olahan tanaman ini,” lanjutnya.

Budidaya Rosela Merah Sendiri
Tak hanya khasiatnya yang bermanfaat bagi tubuh, bentuknya yang unik dalam balutan warna merah segar, membuat siapa saja tak bosan melihat tanaman berbuah ini, sehingga tak jarang rosella merah sengaja ditaruh di beberapa bagian depan rumah yang fungsinya sebagai tanaman hias.
Menurut Badrun, pada dasarnya memulai menanam tanaman ini tidaklah membutuhkan persiapan khusus. Hanya persiapan biasa yang dilakukan sesuai dengan dimana tujuan kita akan menanam tanaman ini.

I. Menanam Rosella di Pot

Warna buah merah merona di tengah tumbuh daun yang hijau dan terlihat segar jika terawat dengan baik, membuat tanaman ini kian cantik untuk dijadikan tanaman hias. Tak hanya di luar ruangan, dalam ruangan pun tanaman ini siap memperindah suasana lingkungan sekitar.

Menurut Badrun, beberapa tahapan yang harus dipersiapkan, yaitu pemilihan pot, penyiraman, penggunaan media tanam, dan pemupukan, terutama jika Anda ingin tanaman rajin berbuah. Lebar pot biasanya menyesuaikan dan sesuai dengan selera. Hanya seperti tanaman hias lain, bagian kedalaman guna tumbuh-kembang akar perlu diperhatikan. Pot yang digunakan umumnya menyesuaikan panjang akar.

Penyiraman dilakukan seperlunya. Dalam hal ini penyiraman dilakukan untuk menjaga kelembaban dan menghindari dehidrasi media tanam, sehingga pendistribusian nutrisi seluruh bagian tanaman dilakukan dengan baik dan lancar. Laiknya sebuah tanaman hias, pemupukan sesering mungkin harus dilakukan. Selain menjamin nutrisi makanan tanaman, kebutuhan unsur tertentu membuat beberapa bagian akan terlihat tumbuh dengan maksimal.

Buah misalnya, bagian ini biasanya bisa dirangsang dengan penggunaan pupuk dengan kandungan Kaliun dan Pospor tinggi, disamping kandungan Nitrogen yang tetap ada, meski jumlahnya kecil. Jika Anda kesusahan menanam sejak kecil tanaman ini – sebagai alternative – Anda bisa mencarinya di beberapa nurseri setempat. Mudahnya penanaman, membuat tanaman ini mudah dijumpai dengan harga bervariasi. Umumnya, dalam satu pohon rosela merah dijual dengan harga sekitar Rp 30 ribu.

II. Menanam Rosella di Kebun
Selain bisa membeli bibit yang sudah remaja (sudah jadi pohon), Anda pun bisa mempersiapkan bibitan sendiri. Bagaimana cara mempersiapkannya, berikut uraian Badrun yang sudah malang-melintang menanam tanaman ini di tanah asam Kalsel.

“Setelah buah masak, di dalamnya sering ada biji. Jika sudah tua, bagian ini akan berwarna kecoklatan (jika masih muda berwarna hijau). Perbedaan warna ini yang pada akhirnya menentukan siap-tidaknya biji untuk ditanam. Sebab jika masih muda, bibit akan susah berkembang,” ungkap Badrun.

Setelah lahan dipersiapkan, dibuatlah lubang-lubang untuk tempat menanam. Untuk menjamin pembagian nutrisi yang baik dan seimbang, usahakan untuk memberi jarak sekitar 1 meter di bagian kanan, kiri, depan, dan belakang tanaman. Jarak ini adalah jarak ideal untuk menanam rosela merah.

Umumnya, dalam satu lubang cukup ditanami tanaman 2-3. Hal ini bisa berakibat pada masalah percabangan yang sedikit. Untuk menurunkan kadar keasaman tanah, biasanya digunakan kapur secukupnya dengan media tanah dan pupuk kandang sesuai dengan kebutuhan. Setelah berusia 2-3 bulan, tanaman mulai berbunga dan panen berlangsung saat berumur 5-6 bulan.

Panen rosela merah dilakukan secara bertahap, mulai dari bunga yang sudah tua selama dua minggu. Lebih jauh, Badrun menambahkan, rosela merah bisa ditanam di musim kemarau, asalkan pengairannya lancer. Misalnya, di sawah. Berdasar pengalamannya, rosela merah yang ditanam di pekarangan di musim kemarau, bunganya tak bagus dan batangnya kecil, meski dialiri air. Tanaman ini juga tak mau tumbuh, jika suhu lingkungan melebihi dari 230C.

Trima kasih telah berkunjung di kicaunusantara, pusat artikel burung dan tanaman indonesia yang membahas budidaya rosella, rosella merah dan khasiat rosella jika di rumah mengalami gangguan semut dan kecoa, silahkan klik di sini untuk mengatasinya ANTI KECOA & SEMUT.

Mengenal Tanaman Hias Kaktus Ekor Tupai

Sedikit kicaunusantara bahas dulu ne, tanaman hias kaktus ekor tupai, kenapa nama tanaman ini ekor tupai, karena menyerupai tupai kawan, untuk gambarnya bisa lihat di bawah ini ...  Bagaimana cara budidaya kaktus perawtan kaktus, berapa harga jual kaktus ekor tupai, budidaya kaktus ekor tupai akan di bahas semunya dalam artikel ini, mu lai dari perawatan kaktus dan budidaya kaktus ekor tupai.

Ekor binatang lincah bernama tupai, rupanya jadi inspirasi nama untuk jenis tanaman kaktus. Tampilannya yang menjuntai bak ekor berpadu cantik dengan duri halus serupa bulu tupai. Tanaman gurun pasir ini cukup dapat dimiliki hanya dengan merogoh kocek sebanyak Rp 25 ribu. Cukup murah bukan?

Pesona kaktus tidak hanya dikenal sebagai tanaman gurun. Predikat tanaman hias jadi alternatif interior hunian. Tampil dengan corak warna, pola, dan bentuk beragam inilah yang jadi sutu daya tarik. Bahkan tanaman yang seluruh bagiannya ditumbuhi duri ini, merupakan jenis tanaman yang familiar alias mudah dijumpai.

Hampir di setiap daerah, baik di Tanah Air ataupun mancanegara, tanaman ini selalu meramaikan dunia tanaman hias. Tak heran, jika tanaman kaktus ini memiliki jenis beragam, seperti kaktus ekor tupai ini.

Pesona si Tupai
Masing-masing tanaman kaktus memiliki keunikan berbeda, dimana setiap keunikan ini mampu menarik perhatian dan membangkitkan hasrat untuk memiliki. Ada yang unik di bagian corak warna, bentuk ataupun pola duri yang mendominasi. Bagaimana jika ketiga kategori unik ini saling berkolaborasi? Pastinya, pesonanya makin berkarakter. Seperti yang dimiliki kaktus ekor tupai ini.
Warna hijau sebagai latarnya berpadu cantik dengan tekstur duri yang menempel di bagian batang. Beralih ke bagian daun yang membentuk pola unik, serupa kulit kerang. Hanya daun kaktus tak sama dengan daun tanaman kebanyakan, yaitu teksturnya lebih tebal dengan warna hijau lebih muda dari batang, tapi tak ditumbuhi duri.

Hanya kelebihan daun tebalnya ini tak diimbangi dengan daya kuat. Sebab, struktur daun kaktus ekor tupai ini cenderung rentan patah atau lepas dari batang dan ini sering terjadi di daun tua. Berbeda halnya dengan struktur batang kaktus yang tergolong keras. Selain itu, batang kaktus merupakan bagian yang paling mudah mengalami pertumbuhan maksimal. Bukan tak mungkin, pertumbuhan batangnya bisa mencapai 1 meter.

“Batangnya tumbuh dengan pola menjuntai ke bawah. Itu sebabnya, kaktus ini dijuluki ekor tupai, karena memang bentuknya mirip,” kata Pebisnis Tanaman Hias di Kediri Jawa Timur (Jatim), Hari Sukoco.
Masih ada pesona bunga yang tumbuh di pucuk ujung batangnya. Tumbuhnya bunga kecil dengan kombinasi warna merah cerah dan muda, menjadikan tanaman ini terlihat lebih manis dan berpadu hijau batang yang segar. Namun butuh waktu lama untuk menunggu munculnya daun ini, yaitu antara 5-6 bulan.

Sedangkan untuk bunga yang sudah muncul, bisa bertahan hingga 1-2 bulan. Munculnya bunga pada kaktus ekor tupai ini tak mengenal musim, bergantung pada pertumbuhannya, dimana pertumbuhannya didasarkan pada perawatan sehari-hari.

Media Stabil
Sifatnya universal, karena proses adaptasi dan perawatan yang mudah untuk kaktus. Tumbuh di dataran rendah, di dataran tinggi pun tak masalah. Mengingat, kaktus merupakan jenis tanaman gurun, tentu media yang digunakan harus kering atau tidak terlalu lembab.
Perawatannya mudah diterapkan. Media tanamnya menggunakan pasir malang dan pupuk kandang, dengan perbandingan 1:1. Sifat media yang porous (berongga) sebagai alternatif untuk memperlancar drainase ataupun aerasi. Tentunya, akan berdampak pada pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.

Penyiraman jangan dilakukan sesering mungkin dan jangan biarkan bagian akar tergenang air. Sebab, kelembaban tinggi akan menyebabkan tanaman tumbuh tidak optimal. Kerusakan bagian akar tanaman mudah berpeluang terjadi. Kemudian kebusukan akan merembet ke bagian batang tanaman.

Jika hal ini sampai terjadi, besar kemungkinan tanaman akan mati, sehingga untuk menghindari hal ini, penempatan kaktus harus diperhatikan, yaitu menempatkan di tempat yang kering dengan tingkat kelembaban rendah. Pasalnya, pada media dengan kelembaban tinggi, mikro-organisme akan mudah muncul. Tentunya, akan mengganggu pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.

“Sebenarnya, kaktus bukan jenis tanaman yang rumit dalam hal perawatan. Memperhatikan media dan unsur yang dibutuhkan tanaman saja, sudah cukup,” imbuh Hari.

Tanaman Universal
Karena perawatan mudah dan termasuk salah satu jenis tanaman yang mudah dijumpai di berbagai daerah, membuat kaktus dapat tempat sendiri. Di balik pesonanya yang menawan, harganya relatif terjangkau, sehingga tanaman ini patut dipilih. Harganya bervariasi, antara 5-50 ribu.
Itu bergantung pada jenis dan tampilan yang ditampilkan. Semakin unik tampilannya, tentu akan makin mahal harga yang ditawarkan. Kecantikannya dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk mempermanis huniannya. Bahkan tak sedikit juga yang menggunakan kaktus untuk alternatif bingkisan ataupun kado, baik untuk rekan, saudara ataupun keluarga, sehingga bukan tak mungkin pesona kaktus berpeluang dijadikan prospek usaha yang menjanjikan.

Sejarah Tanaman Kaktus
Bila merujuk pada sejarah, kaktus telah tumbuh sekitar 100 juta tahun lalu. Dulu, kaktus punya bentuk tubuh tinggi. Lalu sekitar 60 juta tahun kemudian, kaktus dinyatakan punah. Itu terjadi akibat letusan gunung berapi yang ikut menenggelamkan Benua Amerika yang notabene tempatnya bertumbuh.

Usai kegiatan vulkanik gunung berapi itu berhenti, kaktus kembali tumbuh. Namun kaktus generasi ‘anyar’ ini tumbuh dengan bentuk yang lebih pendek dari moyangnya tadi. Kaktus bentuk pendek itulah yang sering kita jumpai di masa kini. Umumnya, kaktus datang dari dataran tandus, seperti Amerika Selatan dan Meksiko.

Daerah-daerah itu punya curah hujan rendah, dengan frekuensi yang tak tentu. Perubahan suhu yang ada pun sangat ekstrem. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa kaktus itu berasal dari Amerika Tengah dan Selatan, Kanada Utara sampai ke Kepulauan Galapagos, di Pasifik dan Kepulauan tropis di India Timur dan Karibia.

Wilayah hidup kaktus amat beragam, dari daerah pantai yang mengarah ke laut, hutan belantara sampai ke gunung berbalut es macam Pegunungan Andes. Jadi, bukan hal aneh bila bertemu kaktus di ketinggian 3000 – 4000 m dpl. Dari kenyataan tadi, bisa dibilang kaktus termasuk tanaman yang mampu bertahan di segala medan. Kaktus mudah melakukan penyesuaian dan bentuk-bentuk adaptasi di tubuhnya. [santi]
sejarah bunga kaktus, sejarah tanaman kaktus, bunga ekor tupai

kaktus hias, jenis tanaman kaktus, perawatan tupai kasku

manfaat kaktus, ciri-ciri kaktus, klasifikasi kaktus
 Baca juga mengenai tanaman puring anting raja, semoga bisa menambah pengetahuan anda mengenai puring anting raja.
nama latin kaktus, ciri khusus kaktus, jenis kaktus

Klasifikasi Kaktus Ekor Tupai
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Sub Kingdom : Tracheobionta (Berpembuluh)
Super divisio : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (Berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua/dikotil)
Sub Kelas : Hamamelidae
Ordo : Carysphyllales
Familia : Cactaceae (Suku kaktus-kaktusan)
Genus : Opuntia
Spesies : Opuntia Linguiformis Griffiths (plantamor.com)

Terima Kasih telah mengunjungi kicaunusantara pusat artikel burung dan pertanian di indonesia, jika tanaman anda banyak semuntnya' silahkan basmi dengan obat semut atau umpan semut, klik di sini untuk melihat anti kecoa & Semut. Jika tanaman anda banyak semut serta kecoa' bisa di basmi dengan obat kecoa dan semut kawan, pesan sekarang juga sebelum kehabisan.

Puring Anting Raja dan Kelabang

Puring adalah tanaman yang memiliki warna di satu daun, puring ini termasuk tanamn hias yang mudah sekali di temukan di sekitar kita, biasanya tanaman puring anting ini di taruh di pot-pot rumah anda. Nah kali ini kicaunusantara akan membahas mengenai puring anting tanaman hias dan bagaimana budidaya serta pelestarian tanaman puring anting supaya anda bisa berbisnis tanaman. Lihat gambar di gambar tanaman di bawah ini...
tanaman puring anting, harga puting anting budidaya puring anting
 cakep kan tanaman puring anting ini, bisa di lihat dari warna daun yang begitu exotic dan memanjakan mata, baca juga mengenai tanaman alpukat, klik disini.
tanaman puring anting, hias puring anting, harga jual puring anting
Julukan daun sejuta warna, memang layak dipegang oleh puring. Sebab, tanaman yang berbatang keras ini punya kombinasi warna yang beragam, mulai dari hijau, merah, hitam, kuning jadi kombinasi semua warna yang ada. Selain warna, bentuk daun juga jadi daya tarik sendiri bagi tanaman yang sebelumnya dikenal sebagai bunga kuburan ini.
Puring termasuk dalam keluarga Euphorbiaceae yang mempunyai struktur berbatang keras, berdaun tebal, dan mempunyai warna beragam antara daun tua dan muda. Bentuknya mudah dijumpai, dengan ciri khas dari batang yang berwarna coklat dan warna yang tak merata di permukaan daun.


Puring sendiri memang di Indonesia banyak dimanfaatkan untuk tanaman pagar maupun penghias kuburan. Tapi itu dulu, sekarang puring sudah naik kelas jadi tanaman hias yang mempunyai kapasitas cukup besar masuk di jajaran tanaman mahal. Terlebih, warna yang jadi simbol tanaman hias sudah dimiliki dan muncul di permukaan daunnya.

Selain warna, karakter daun puring juga menyimpan keindahan yang pantas dilirik, terutama dari luas permukaan daun. Selain itu, gerakan daun juga memberikan satu gambaran yang cukup menakjubkan, seperti jenis puring apel yang mempunyai gerakan daun membulat. Kemudian puring kura-kura yang mempunyai struktur daun berlekuk mirip tempurung kura-kura.
Kali ini Tabloid Gallery akan memberikan alternatif jenis puring yang mempunyai gerakan daun menarik dan ekstrim, dimana bentuk daun mempunyai bagian lain yang menggantung dan di ujung gantungan muncul permukaan daun baru dengan bentuk membulat. Ada dua jenis spesies puring yang mempunyai karakter serupa – tapi tak sama – yaitu puring anting raja dan puring kelabang.

Puring Anting Raja

Nama anting raja diambil, karena struktur tanamannya mempunyai daun yang terputus dan mengeluarkan juntaian dengan ujung yang membentuk daun. Sepintas, memang mirip dengan anting yang menggantung di telinga. Sedang nama raja diambil berdasarkan munculnya karakter warna yang sangat beragam.
Pebisnis Tanaman Hias di Jember Jawa Timur (Jatim), Suhaimi, mengatakan kalau jenis ini termasuk puring yang punya kelainan pada daun. Sebab normalnya – daun akan lurus – sementara di puring ini daun terputus dan muncul lagi.
“Karakter ini yang akhirnya membuat penjualan cukup laris,” tandas Suhaimi.
Karakter daun dari anting raja mempunyai struktur lebar daun yang tipis – memanjang – tanpa lekukan di tepi daun. Lebar daun mempunyai ukuran sekitar 2 cm dan panjang sekitar 5-7 cm. Di ujung daun bagian bawah, akan muncul tulang daun baru yang mengarah ke bawah sebagai anting. Di ujungnya kemudian keluar daun baru yang berbentuk kerucut, dengan pusat juluran anting.
Dari warna puring, tetap menyimpan misteri yang menarik, dimana akan terjadi metamorfosis antara daun baru dan daun tua. Pada anting raja, daun baru yang muncul berwarna hijau muda. Tak ada gradasi warna lain, khusus untuk daun muda dan warna ini terus bertahan hingga daun mulai tua.
Di daun tua, warna yang muncul akan sedikit kehitaman dengan beberapa titik warna hitam yang muncul di tulang daun dan tepi daun. Beberapa karakter warna kuning, juga muncul berdampingan dengan tulang daun, sehingga di daun tua akan muncul tiga warna, yaitu hijau, hitam, dan kuning.
“Kombinasi ini bisa bertambah, saat daun tua warna jadi gelap cenderung hitam,” imbuh Suhaimi.
Selain itu, bagian bawah daun punya warna yang tak kalah menarik, yaitu mengeluarkan bintik coklat dari dominan warna hijau. Jadi jangan heran, bila warga Jember menyebutnya sebagi tanaman ngejreng alias raja warna yang beranting. Harga jual cukup terjangkau, yaitu berkisar di angka Rp 80 ribu untuk setiap potnya.

Tanaman Puring Kelabang

puring kelabang, tanaman hias puring kelabang, puring kelabang

Meski mempunyai nama yang berbeda – tapi karakter daun sama – yaitu mempunyai tulang daun yang menjulur dan muncul daun kembali di ujungnya. Pola tumbuh dari satu cabang memang tak jauh berbeda, tapi di bagian seperti daun, warna, dan karakter berbeda. Jenis ini diberi nama kelabang, karena struktur daun melingkar seperti kelabang yang sedang tidur.

Dilihat mulai dari bentuk daun, puring ini punya bentuk yang tak lazim, yaitu memutar seperti sebuah mata bor. Di situ, lekukan akan habis di ¾ bagian panjang tulang daun dan selanjutnya hanya menyisakan tulang daun. Kemudian di bagian ujung, muncul kembali daun yang mempunyai karekter sama, yaitu melingkar. Menurut Suhaimi, bila dilihat dari kejauhan bentuk puring sama sekali tak menarik, karena akan bergerombol dan tak membentuk satu pola apapun.

“Daunnya semua melingkar dan menggambarkan satu bentuk tak beraturan. Namun berbeda bila dilihat lebih detail, terutama pada kombinasi warna dan karakter dari gerakan melingkar ini,” ujar Suhaimi.
Lingkaran daun cukup lebar bila daun ditarik garis lurus, dimana bisa mencapai 3-4 cm lebih lebar dari anting raja yang hanya 2 cm. Karena bentuknya melingkar, maka panjang daun hanya berkisar 4-5 cm. Padahal permukaannya, bisa lebih dari 10 cm bila bergerak lurus.

Warna yang muncul beragam – baik di daun muda maupun tua – tidak satu warna seperti jenis anting raja. Daun barunya didominasi warna merah muda dengan bintik hijau di bagian tengah daun. Warna ini akan makin gelap saat daun jadi tua, dimana merah muda akan jadi merah tua dan warna hijau berubah jadi hitam.
Di tahapan ini yang membuat puring kelabang ditengok oleh sebagian pengunjung yang datang ke kebun milik Suhaimi. Sebab, hanya jenis ini yang mempunyai struktur melingkar dan membentuk anting di ujungnya.
“Makin aneh tanaman, makin dilirik. Dari penjualan sendiri, memang jenis ini punya harga yang lumayan mahal, dimana untuk satu pohonnya setidaknya dijual dengan Rp 130 ribu rupiah,” ungkap Suhaimi.
Perawatannya memang tidak ada yang berbeda dengan tanaman puring lainnya, yaitu senang dengan sinar matahari dan membutuhkan unsur Phospor (P) lebih besar untuk meningkatkan kualitas warna. Namun untuk kelabang – semakin mendapatkan sinar lekukan – daun jadi lebih tajam.

Tapi perlu diingat, kalau di daerah panas seperti perkotaan, sinar matahari akan terlalu keras bagi puring. Di situ akibat terlalu panas, sinar yang didapat warna yang muncul bukan semakin cerah, bahkan sebaliknya, dimana warna jadi pudar. Jadi bila di daerah perkotaan, sebaiknya lindungi dengan shading net untuk ukuran 25%.

Tanaman indonesia memang beragam sekali jenis dan manfaatnya kawan, cuman kita orang indonesia kadang tidak mau menghargai apa yang kita punya di indonesia, terimakasih telah berkunjung di kicaunusantara pusat artikel burung dan artikel tanaman hias serta memelihara tanaman hias. Jika tanaman anda terganggu oleh semut, klik disini. <== Obat Anti semut.

Keindahan Tanaman Bonsai

Semakin kecil dan unik itu yang dicari, itulah ciri tanaman bonsai, tanaman bonsai termahal taun 2014. Bonsai banyak di gemari karena unik dan kecil minimalis serta banyak yang suka dengan tanaman bonsai, bagaimana cara membuat tanaman bonsai ???? berikut kicaunusantara ulas tuntas . . .

Semakin dicari. Istilah itu mungkin cocok untuk menjelaskan fenomena pecinta tanaman hias saat ini. Bagaimana tidak, segala daya upaya sering dilakukan untuk membuat tanaman kerdil, seperti yang telah dilakukan pada bonsai. Dan sepertinya, hal ini juga terjadi pada anthurium, tanaman fenomenal.
Pada dasarnya, tidak semua jenis anthurium yang pertumbuhannya ‘irit’ disukai oleh pengagumnya. Jenis jenmanii misalnya, varian ini umumnya memiliki tingkat pertumbuhan yang relatif lamban. Itu jika dibandingkan dengan jenis hookeri dan gelombang cinta (gelcin). Untuk itulah, memiliki jenis ini dengan ukuran raksasa dan urat daun yang sempurna adalah gengsi tersendiri bagi sang pemiliknya.

Namun bagaimana dengan gelcin dan hookeri? Kedua jenis ini menempati peringkat pertama dan kedua jika dibandingkan saudara bungsunya jenmanii dalam hal perbanyakan dan pertumbuhan. Seringnya kedua jenis tumbuh dengan cepat dan besar, membuat banyak pencintanya kini lebih melirik jenis dengan sifat menyimpang yang umumnya selain warna, juga dilihat dari kecepatan tumbuh yang lambat atau jika boleh memakai istilah bonsai pada anthurium.

membuat bonsai, cara membuat bonsai, bonsai termahal, contoh pohon bonsai
Panjang batang dengan daun yang lebar adalah ciri paling sering didapati dari jenis hookeri hijau, terutama jika jenis ini sudah menginjak usia satu tahun lebih. Biasanya jika mendapat nutrisi yang benar, maka jenis ini akan tumbuh dengan liar dan dengan tidak didukung lingkungan yang benar, maka batang pun tumbuh kian panjang dan jauh dari kesan rouset.

Demikian sekilas gambaran hookeri hijau yang banyak kita jumpai di setiap pameran bunga. Secara umum, jenis ini sering dihargai rata-rata Rp 1 juta untuk ukuran dewasa dan belum bertongkol. Namun berbeda dengan kondisi jenis yang satu ini. Bentuknya semi oval – sedikit memanjang.

Sepintas, bentuknya mengingatkan kita pada jenis garuda. Hanya lipatan khas yang biasa ada di pangkal daun garuda, tidak dimiliki jenis hookeri yang satu ini. Ia berbatang pendek, dengan pola tumbuh daun yang rouset. Mungkin Anda akan heran, jika jenis yang satu ini adalah anthurium jenis hookeri hijau.

Ahmad yang merupakan karyawan sebuah nurseri besar di Surabaya ini, mengaku kalau hookeri rawatannya ini sering menyita banyak mata orang yang melihat, baik itu saat dipajang di nurseri maupun saat diboyong ke setiap pameran. Bahkan tak hanya mereka yang suka anthurium, beberapa kali koleksinya ini sempat menarik minat juri untuk memberikan gelar dalam kesempatan beradu cantik anthurium. [adi]

Rahasia di Balik Batang Mini Bonsai
Pada bonsai, ada istilah pruning batang dan akar. Tujuannya, untuk menjaga ukuran tanaman, sehingga tetap mini. Pada sansevieria, ada proses pembatasan akar dengan membuat media tanam dengan bahan tertentu, sehingga akar sulit berkembang. Dan di dunia adenium, kita mengenal magic dragon yang siap membuat daun dan ukuran tanaman jadi kerdil.

Lalu, bagaimana dengan anthurium? Pada dasarnya, menurut Ahmad, membuat kerdil itu susah-susah gampang. Sebab, terkadang tanaman ini tak membutuhkan perawatan tertentu untuk menjaga ukuran agar tetap tamping, terutama pada jenis hookeri yang umumnya memiliki stang panjang.

Ahmad mengatakan, jika kita sudah mengenal sifat dan kebutuhan anthurium, maka cara ini paling mudah dilakukan oleh siapa saja. Biasanya, permainan cahaya, lingkungan, dan suhu adalah kunci yang bisa membuat hookeri bisa tampil menawan dengan ukuran mini. Permainan cahaya yang dimaksud Ahmad adalah pemenuhan kebutuhan sinar ultraviolet (UV). Itu untuk proses fotosintesis hookeri agar cukup, tidak berlebih atau tidak sampai kekurangan.

“Jika kekurangan, batang akan tumbuh memanjang, sampai daun mendapat paparan sinar matahari yang cukup. Sedangkan jika kebanyakan, akan berakibat buruk pada daun yang akan mengalami gosong,” ungkap Ahmad.

Ukuran paparan sinar UV yang sesuai pada hookeri yang akan dibuat mini pada dasarnya sama dengan kebutuhan sinar jenis anthurium yang lain, yaitu sekitar 20% – 40% dari sinar matahari secara keseluruhan. Kedua adalah faktor lingkungan. Dalam membuat lingkungan yang ideal, usahakan untuk tidak menumpuk angin pada satu sisi.

Caranya, membuat ventilator bekerja dalam mengatur angin, sehingga muncul jalur satu arah. Umumnya, gerak angin yang sesuai adalah dari samping menuju atas. Namun pemanfaatan kecepatan angin sebaiknya juga diatur, jangan terlalu cepat dan kuat, juga jangan terlalu lemah. Sebab, jika terlalu cepat daun tidak akan rouset.

Dan sebaliknya – jika angin lemah – maka hookeri akan mudah menderita dehidrasi dan rawan sakit. Dan cara terakhir untuk membuat hookeri tetap kerdil dan terlihat sehat adalah dengan menstimulasi suhu ruangan mendekati daerah dataran tinggi. Umumnya, anthurium suka dengan lingkungan dengan suhu antara 22-25 0C.

Selain bisa menggunakan lantai bata atau lebih mudahnya dengan air conditioner (AC), cara lain juga dapat diadopsi dari perawatan anggrek, yaitu dengan menggunakan penyemprot spray otomatis. Selain penerapan luar – dalam hal kebutuhan nutrisi – sebaiknya juga dijaga. Seperti pada anthurium yang lain – hookeri – terutama hookeri hijau (yang sering tumbuh dengan batang dan daun bongsor), memerlukan phospor dan kalium tinggi.

Jika perawatan benar dan pemberian nutrisi tepat, jangan heran jika jenis hookeri yang sering tumbuh liar dan jauh dari indah ini, bisa tampil ideal dengan daun minimalis yang rouset. Selamat mencoba. Terimakasih telah berkunjung di kicaunusantara pusat informasi bonsai dan pohon kecil di nusantara, hindarkan bonsai anda dari semut dan kecoa, klik disini untuk mengusir semut dan kecoak dengan mudah.

TANAMAN PURING

Sejak dahulu kita semua sudah mengenal jenis tanaman puring sebagai tanaman pagar atau tanaman yang suka ada di pemakaman , sejauh ini pula persepsi orang awam akan jenis tanaman ini hanyalah sebagai tanaman kuburan sehingga petani yang mau berbudi daya jenis tanaman ini selalu terbentur kendala pemasaran dan selama itu pula tanaman ini selalu dihargai murah dan hanya dijadikan sebagai pelengkap di kios-kios pedagang tanaman hias .

Penyebaran jenis tanaman ini sebenarnya sangat luas mulai dari India, asia tenggara , Australia , dan Negara tropis di amerika latin . Sudah tentu jenis yang ada pun sangat banyak














KEINDAHAN TANAMAN TERATAI SI BUNGA AIR


Teratai yang dikenal juga sebagai bunga air memang menawarkan banyak keindahan. Selain dari aneka warna yang dimilikinya, air yang digunakan sebagai media hidupnya punya fungsi sebagai penenang jiwa. Jadi cocok diletakkan di teras rumah, baik dalam kolam atau pot besar.

Bunga teratai mempunyai beberapa nama, diantaranya padma, seroia, terate, tarate, dan taratai besar. Sedangkan nama latin tumbuhan air ini berasal dari familia Nymphaeaceae yang mempunyai spsies berbeda, tergantung dari warna bunga. Namun secara keseluruhan fisiologis, tanaman air ini tak jauh berbeda.

Bunganya mempunyai aroma harum. Tumbuh luruh di permukaan air dengan daun yang melebar sejajar dengan air. Panjang tangkai tergantung dari kedalaman air, mulai dari 10 – 200 cm berbentuk bulat panjang. Diametar bunga tergantung dari jenis, mulai 10 cm –20 cm. Benangsari yang berwarna kuning akan terlihat memenuhi bagian kelopak yang mempunyai warna beragam, mulai dari ungu, merah, dan putih.

Bila sebelumnya kita banyak berbicara tentang tanaman dalam pot dengan media pakis, maka kali ini tanaman air akan memberikan satu pilihan baru yang menarik. Sebab, selain dari segi estetika yang bagus antara warna bunga dan daun lebar, teratai juga mampu memberikan aura positif bagi pemiliknya.
Unsur air yang diletakkan di depan rumah secara kesehatan akan menyerap debu, sehingga tak masuk ke dalam rumah. Dari bentuk bunga akan memberikan satu nuansa baru untuk menambah dekorasi taman, terutama saat tanaman berbunga warna yang keluar cukup menarik, apalagi bila dipadu dari warna yang berbeda.

Pedagang Bunga Teratai di Cihideung Bandung, Dedi, mengatakan tanaman teratai mudah dirawat. Apalagi di daerah yang mempunyai suhu panas seperti kota besar, bunga akan lebih cepat mekar. Itu disebabkan oleh karakter bunga teratai yang suka dengan suhu hangat, meski menggunakan air sebagai media.

“Yang penting tanah subur dan air bersih, teratai pasti tumbuh subur,” tandas Dedi.
Terpenting adalah tempat menanam teratai – dimana ada dua pilihan, yaitu dalam kolam maupun pot. Untuk dalam pot, Dedi menyarankan untuk menggunakan pot mangkok minimal mempunyai diamater 50 cm. Ini dilakukan untuk memberikan ruang gerak bagi akar dan daun teratai yang punya diameter besar.

Menghasilkan Bunga
Untuk menghasilkan bunga, setidaknya ada 2-3 daun yang tumbuh. Nah, bila satu daun setidaknya 10 cm, maka luas pot berdiameter 50 cm sudah cukup ideal untuk pertumbuhan. Namun untuk jenis teratai yang mempunyai karakter daun lebar, tentu pot juga harus menyesuaikan. Meski secara alami tanaman akan menyesuaikan dengan ukuran pot, tetap sebaiknya memberikan tempat lebih besar.

Media yang digunakan didominasi oleh tanah atau lumpur yang biasanya kita lihat di sawah. Berikan sedikit pasir dan letakkan langsung di bawah pot dan masukkan air hingga penuh. Tunggu sampai air jernih, baru masukkan teratai yang baru dibeli ke dalamnya. Jangan lupa untuk memberikan pupuk NPK sesuai dengan takaran. Lebih mudah bila menggunakan bentuk butiran, seperti pupuk mutiara.

Untuk pergantian air untungnya tak perlu diganti, hanya ditambah bila permukaan sudah kering. Air yang digunakan jangan mengandung klorin, seperti air ledeng. Lebih baik menggunakan air sumur. Akan lebih baik bila lokasi pot teratai ada di tempat terbuka yang terkena sinar matahari langsung. Khusus di lokasi ini pemilik harus melakukan penyiraman dengan menyemprotkan air di bagian tanaman saat siang hari.

“Di siang hari, air pasti akan hangat dan harus didinginkan pake semprotan air. Bila suhu terlalu tinggi akan menghambat pertumbuhan, bahkan bisa membuat teratai mati,” ujar Dedi.
Untuk penempatan dalam kolam akan lebih mudah, terutama untuk kolam yang mempunyai sirkulasi air cukup baik. Penempatan teratai bisa di semua bagian kolam, asalkan diberikan proporsi yang sesuai. Pemberian ikan cukup dianjurkan, karena akan menambah keindahan kolam maupun pot. Alternatif bisa menggunakan jenis guppy atau jenis ikan kecil lainnya.

Perbanyakan Mudah
Perbanyakan teratai sangat mudah, yaitu bisa dengan biji dari bunga, daun, dan anakan. Di bunga teratainya – akan berbunga setiap 3-4 hari, dari pagi sampai sore hari. Setelah layu, mahkota bunga mulai rontok dan menyisakan dasar bunga yang jadi bakal buah. Bentuknya unik, seperti piramida terbalik dengan biji yang muncul antara 5-30 biji. Begitu kering, biji bisa diambil dan disemai.
Pada perbanyakan anakan, caranya sama dengan tanaman lainnya, dimana bila indukan sudah mengeluarkan tunas baru, maka bagian ini akan dipotong. Selanjutnya, dimasukkan ke dalam pot baru untuk tumbuh dengan sendiri. Perbanyakan dengan daun caranya mudah, yaitu ambil daun yang sudah dewasa, potong tangkai dengan menyisakan 3-4 cm.

Selanjutnya, potong melingkar di permukaan daun dengan pusat di ujung tangkai daun diametar sekitar 5 cm. Di tengah daun yang juga ujung tangkai akan terlihat satu benjolan yang nantinya akan tumbuh. Setelah itu masukkan dalam media tanam yang basah, dimana bagian tangkai masuk ke dalam tanah.

Tetap Butuh Pupuk
Untuk perawatan memang membutuhkan langkah sendiri, karena media yang digunakan adalah air dan tanah. Di situ, kebutuhan unsur NPK tetap diperlukan sesuai dengan fungsinya. Namun cara pemberian jelas berbeda. Untuk vitamin seperti hanya B1 bisa diaplikasikan, terutama untuk lokasi di dalam pot yang tak terjadi pertukaran air. Dosisnya menyesuaikan dengan takaran, hanya volume yang dimasukkan berbeda di setiap pot.
“Untuk ukuran pot 50 cm bisa diisi 200-300 ml. Di situ makin besar pot, volume harus diperbanyak,” tandas Dedi.

Khusus pemberian NPK dengan serbuk bisa dilakukan dan untuk menghindari overdosis sebaiknya dilarutkan dulu seperti pemberian vitamin, termasuk volume yang diberikan. Lebih mudah memang menggunakan slow release, dimana untuk satu pot satu sendok makan sudah cukup untuk kebutuhan 2-3 minggu.

Ragam Warna Teratai
Warna jadi kekuatan utama tanaman ini, selain bentuk kelopak yang sangat eksotis. Dari situ, pemilik bisa menggabungkan 3-4 warna dalam satu pot atau kolam yang akan memunculkan warna berbeda dalam satu lokasi. Berikut beberapa jenis warna teratai dan karakternya:

Teratai Biru
Diyakini berasal dari Kalimantan yang juga disebut sebagai seroja biru dengan nama latin Nymphaea stellata. Bunganya berwarna biru muda, struktur kecil, dengan kelopak berbentuk bintang. Bagian daun oval sampai bundar dan tepinya berombak, bergerigi dengan warna keunguan di belakang daun.

Teratai Putih Jawa
Jenis ini paling populer, dimana kelopak berwarna putih dengan paduan benangsari yang memberikan gradasi kuning. Dengan nama latin Nymphaea pubescens punya bentuk kelopak menyerupai bintang. Warna daun berwarna hijau, sementara bagian bawah keunguan. Dari namanya, jelas teratai jenis ini berkembang awalnya di pulau Jawa

Teratai Putih Hutan
Bentuk bunga menyerupai bintang dengan tepi daun bergerigi. Mahkota bunga berwarna putih, benangsari dan kelopak berwarna kuning. Berbunga di malam hari dengan nama latin Nymphaea nouchali atau tanjung putih.

Teratai Silangan
Jenis yang diambil dari persilangan warna bunga, yaitu warna bunga gradasi merah muda ke ungu, dengan benang sari orange kemerahan. Beberapa janis lainnya chromatella, bunga berwarna kuning, bentuk bunga mirip mangkuk. [wo2k]

Klasifikasi
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub-kelas : Magnoliidae
Ordo : Nymphaeales
Familia : Nymphaeaceae
Genus : Nymphaea
Spesies : Nymphaea nouchali Brum F, Nymphaea alba L. (teratai putih), Nymphaea lotus (teratai kecil), Nymphaea rubra (teratai merah).

plantamor.com

Pachypodium tanaman Purba yang Langka nan Eksotis



tanaman hias Pachypodium sebenarnya pernah populer di Indonesia sekitar era tahun 1990-an. Namun entah mengapa baru pada awal tahun 2007 minat terhadap tanaman ini kembali marak. Padahal di luar negeri, sudah lebih dari seratus tahun, para peneliti maupun para hobiis dan kolektor tanaman langka memburu dan mengkoleksi tanaman yang terancam punah ini.

Pachypodium yang konon dipercaya sudah hidup sejak jutaan tahun lalu sebelum era jaman kapur, merupakan tanaman yang secara fleksibel terus berevolusi dan menyesuaikan diri terhadap habitat di mana ia tumbuh. Sisa tanaman purba yang tetap bisa bertahan hidup dan lestari hingga sekarang ini telah menarik minat para peneliti maupun para kolektor tanaman langka sejak akhir abad ke-18.

Spesies-spesies baru Pachypodium terus bermunculan, karena evolusi yang terjadi pada tanaman ini terus melahirkan spesies-spesies maupun hibrida-hibrida baru, tidak hanya di habitat aslinya di Madagaskar, namun juga di berbagai belahan benua di mana tanaman ini dapat tumbuh dan berevolusi. Konon masih ratusan spesies tanaman Pachypodium yang belum teridentifikasi maupun terklasifikasi, sementara baru sekitar 25 spesies saja yang dikenal secara luas di dunia. Di Indonesia, yang baru mengenal tanaman ini sejak era tahun 1990-an, spesies-spesies yang dibudidayakan masih terbatas (sekitar kurang lebih 15 species yang beredar/dijumpai di Indonesia) karena kesesuaian syarat tumbuh maupun terhambat masalah proteksi yang diberlakukan di negara asalnya, yaitu Madagaskar, maupun negara-negara lain di Afrika Selatan.

Walau demikian beberapa spesies tanaman Pachypodium telah menarik perhatian para pecinta tanaman hias di Indonesia karena bentuk bonggolnya yang ditumbuhi duri serta bentuk daun maupun bunganya yang cantik.

Buku yang sederhana ini mencoba mengupas berbagai hal di balik budidaya dan perawatan tanaman Pachypodium. Kehadiran buku ini diharapkan dapat menambah wawasan maupun mengobati rasa penasaran para pecinta Pachypodium untuk mengenal lebih jauh jenis-jenis yang ada dan belajar lebih banyak mengenai bagaimana cara budidaya dan perawatannya.

Pachypodium merupakan tanaman asli (tanaman endemik) di Pulau Madagaskar maupun Afrika bagian selatan seperti Angola, Botswana, Mozambique, Namibia, Afrika Selatan, Swaziland, dan Zimbabwe. Walau banyak orang menganggap bahwa Pachypodium serupa dengan tanaman kaktus, dan bahkan ada pula yang menganggapnya tergolong tanaman hias palem. Beberapa orang Eropa bahkan menjuluki tanaman yang satu ini dengan sebutan Madagascar palm atau palem dari Madagaskar. Tentu saja hal ini salah kaprah. Sesungguhnya tanaman hias Pachypodium masih terhitung kerabat dekat tanaman Adenium. Hal ini karena Family Apocynaceae memiliki tiga genera (genus) yang dapat digolongkan sebagai tanaman sukulen, yaitu Adenium, Pachypodium dan Plumeria (pohon Kamboja). Maka sungguh tak mengherankan bahwa penampakan morfologis Pachypodium ini mirip sekali dengan Adenium, mulai dari batang, daun, maupun bunganya, walau secara fisiologis serta dalam beberapa hal, Pachypodium memiliki sifat khusus yang membedakannya dengan tanaman Adenium.

Di masa lalu, klasifikasi tanaman Pachypodium sempat menjadi bahan perdebatan dalam genus mana ia harus digolongkan. Beberapa ahli ada yang menggolongkan tanaman purba ini dalam genus Echites sementara yang lain beranggapan bahwa tanaman ini sebaiknya diklasifikasikan dalam genus yang berbeda atau pun genus yang baru. Akhirnya pada tahun 1830, atas inisiatif Leandley, tanaman ini disepakati untuk digolongkan sebagai genus yang unik terpisah dari genus Echites, yaitu genus Pachypodium. Perdebatan masih terus berlanjut seputar spesies-spesies unik Pachypodium yang ditemukan di belahan selatan benua Afrika. Pada tahun 1892, Baker menemukan bahwa spesies-spesies unik sebetulnya lebih banyak ditemukan di sisa pecahan benua kuno, yaitu di Pulau Madagaskar dan akhirnya penelitian mengenai tanaman Pachypodium mulai terfokus pada spesies-spesies yang ada di Pulau Madagaskar sehingga penelitian mengenai Pachypodium mulai terfokus pada spesies-spesies yang ada di Pulau Madagaskar hingga pada sekitar tahun 1907, Constantin dan Bois – dua orang peneliti tanaman mulai membuat monograf pertama (peta lokasi habitat dan persebaran spesies-spesies Pachypodium lengkap dengan klasifikasinya) yang saat itu sudah ditemukan sekitar 17 spesies Pachypodium, dimana 10 spesies berasal dari Madagaskar sementara 7 lainnya dari berbagai lokasi yang ada di benua Afrika. Monograf ini mirip dengan monograf yang pernah dibuat oleh Alexander von Humboldt, seorang ahli biologi yang pernah membuat monograf berbagai jenis flora dan fauna yang ada di Pulau Galapagos, seperti yang pernah dilakukan pula oleh Charles Darwin untuk berbagai spesies flora dan fauna yang ada di Pulau Galapagos. Bahkan Pulau Madagaskar dipercaya lebih mempunyai keanekaragaman flora dan fauna dibanding Pulau Galapagos yang sama-sama merupakan sisa-sisa peninggalan atau pecahan benua kuno.

Tanaman Pachypodium hadir dengan pesona yang mengagumkan, seakan merangkum pesona keindahan bunga dan batang Adenium sekaligus pesona duri unik dari Euphorbia sebagai tanaman hias berduri. Walau sosok tanaman Pachypodium tampak cantik, namun tanaman ini hanya bisa difungsikan sebagai tanaman hias dan tidak bisa dimakan, karena seluruh bagian tanaman, terutama getahnya sangat beracun.

Getahnya yang beracun bisa menimbulkan iritasi pada kulit bila terkena tangan, dan bahkan bisa menyebabkan kebutaan bila getah tersebut sampai terkena mata. Getah Pachypodium yang beracun, di Afrika bahkan bisa dimanfaatkan untuk membalur ujung mata panah atau mata tombak untuk keperluan berburu. Durinya juga cukup beracun dan dapat menyebabkan iritasi pada kulit bila tangan kita sampai tertusuk oleh duri tersebut. Nama Pachypodium sendiri berasal bahasa latin yang berarti si kaki gemuk (pachy = gemuk , podium = kaki). Semua tanaman Pachypodium merupakan jenis tanaman sukulen yang batangnya berbonggol gemuk (pachycaule) serta memiliki duri hampir di sekujur bagian tubuhnya. Kedua ciri utama ini merupakan adaptasi Pachypodium terhadap lingkungan habitat aslinya di Afrika yang beriklim gurun (arida) yang kering, serta bersuhu ekstrim di mana perbedaan suhu antara siang dan malam sangat fluktuatif. Di Afrika dan Madagaskar, tempat tanaman ini berasal, Pachypodium biasa tumbuh di bebatuan yang ada di lereng-lereng pegunungan kapur, atau tebing-tebing cadas berbatuan granit yang curam, karang terjal, dan bukit atau tebing berbatuan kuarsa (quartzite). Kemampuan adaptasi secara fleksibel inilah yang membuat spesies-spesies Pachypodium mampu bertahan hidup dan terus lestari hingga sekarang sejak jutaan tahun yang lalu (diduga sudah ada sejak akhir jaman Triasik – antara 160 juta hingga 230 juta tahun yang lalu). Walau begitu, anehnya hingga saat ini belum ditemukan satu pun fosil spesies tanaman Pachypodium, padahal Pachypodium diduga sudah ada sejak daratan Afrika dan Pulau Madagaskar bersatu dalam sebuah benua kuno yang bernama Gondwana di akhir jaman Triasik. Gondwana adalah sebuah benua kuno berukuran raksasa di mana saat itu benua Afrika, Pulau Madagaskar, India, benua Amerika bagian selatan, benua Australia, New Zealand, dan Antartika masih bersatu dalam satu daratan. Pada saat itu Pulau Madagaskar bersambungan langsung dengan bagian selatan daratan benua Afrika yang sekarang, dan juga daratan India yang sekarang merupakan semenanjung India (Peninsular India).

Setelah benua kuno – Gondwana, tersebut pecah (yang terjadi pada akhir jaman Cretaceous / jaman kapur – 90 hingga 88 juta tahun yang lalu), akibat pergerakan lempeng tektonik bumi, Pulau Madagaskar yang saat itu masih bersatu dengan daratan India serta benua-benua lain seperti Afrika, Amerika, Australia, dan Antartika memisah. Selama berjuta tahun, Pulau Madagaskar dan daratan India kuno bersatu dalam benua kecil (pulau besar) yang terisolir. Hingga akhirnya pada sekitar 88 juta tahun yang lalu, Madagaskar dan India yang tadinya bersatu dalam satu daratan kemudian memisah. Daratan India kemudian bersatu dengan benua Asia hingga sekarang. Itulah sebabnya tanaman Pachypodium masih terus lestari yang bertahan hidup hingga sekarang dan paling banyak dijumpai tumbuh di Pulau Madagaskar. Tanaman ini telah melewati berbagai tahap adaptasi dan evolusi selama jutaan tahun hingga tetap hidup lestari hingga sekarang. Walau banyak orang mengemukakan bahwa Pachypodium adalah tanaman endemik Afrika dan Pulau Madagaskar, namun beberapa spesies baru maupun spesies yang belum dikenal, banyak bertebaran di India, Amerika dan Australia. Hal ini tidak mengherankan, karena jutaan tahun yang lalu, Afrika, Madagaskar, India, Amerika dan Australia adalah tergabung dalam satu daratan atau benua kuno yang bernama Gondwana. Di Afrika dan Madagaskar sendiri hingga saat ini, masih ratusan jenis Pachypodium liar yang masih belum dikenal dan juga belum teridentifikasi atau pun diklasifikasi. Jadi penyebaran tanaman Pachypodium mungkin sudah terjadi sejak jutaan tahun yang lalu. Itulah sebabnya, spesies-spesies Pachypodium tidak hanya dijumpai di daratan Afrika dan Pulau Madagaskar saja, namun juga dijumpai di gurun-gurun pasir yang ada di India, Amerika dan Australia. Bukan hanya spesies-spesies tanaman saja yang mirip antara yang ada di Madagaskar dan di India, spesies-spesies hewan yang ada di Madagaskar, beberapa jenis juga bisa dijumpai di India.

Di masa sekarang, dalam perkembangan selanjutnya, tanaman Pachypodium kemudian menyebar dari Afrika ke seluruh penjuru dunia, termasuk Eropa, dan Asia. Di Eropa yang beriklim subtropis, umumnya tanaman ini dibudidayakan dalam rumah kaca dengan pengaturan mikroklimat dan juga media tanam yang diatur semirip mungkin dengan habitat aslinya di Afrika. Pachypodium berasal dari kerabat atau Famili Apocynaceae atau di beberapa negara barat biasa dikenal dengan kerabat tanaman Periwinkle (Catharantus roseus). Beberapa tanaman yang berasal dari famili Apocynaceae dan cukup dikenal antara lain adalah Periwinkle (Catharantus roseus), Adenium (Adenium sp) atau biasa disebut mawar gurun / desert rose, kamboja (Plumeria sp) dan Oleander (Oleander sp). Pachypodium banyak tumbuh dan dijumpai di Benua Afrika dan Pulau Madagaskar. Di daratan Afrika terdapat 4 spesies utama Pachypodium yang berasal dari daratan benua Afrika yaitu Pachypodium succulentum, Pachypodium bispinosum, Pachypodium namaquanum dan Pachypodium lealii. Juga terdapat pula sebuah subspesies yang dikenal dengan Pachypodium lealii Saundersii.

Semuanya tumbuh dengan baik di bagian selatan benua Afrika, khususnya di Afrika Selatan. Sedangkan jenis-jenis Pachypodium yang lain (sekitar 20 spesies) merupakan tanaman asli Pulau Madagaskar, sebuah pulau kecil yang berdekatan dengan benua Afrika. Tanaman ini sering disamakan dengan tanaman kaktus, walau tanaman ini termasuk tanaman sukulen. Memang tanaman kaktus termasuk tanaman sukulen, tetapi tidak semua tanaman sukulen adalah tanaman kaktus.

Tanaman ini semakin digalakkan budidayanya di habitat aslinya di Madagaskar mengingat semakin berkurangnya hutan di pulau tersebut dalam beberapa ratus tahun terakhir, yang mengakibatkan spesies Pachypodium ini termasuk dalam kategori tanaman langka yang dilindungi karena hampir punah. Penelitian terhadap tanaman Pachypodium sudah berjalan sejak lebih dari seratus tahun lalu, di mana pemerintah Madagaskar telah bekerja sama dengan begitu banyak instansi dan lembaga penelitian baik di dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri. Tanaman Pachypodium sendiri bahkan juga digolongkan sebagai salah satu tanaman langka dunia dan terdaftar dalam appendiks 1 indeks CITES (The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora), yaitu daftar tanaman langka dunia yang dilindungi.

Di Asia, termasuk Indonesia yang beriklim tropis, tanaman ini mulai dikenal di awal tahun 90-an dan terus dikembangkan hingga saat ini. Beberapa hobiis tidak hanya mengimpor biji-biji Pachypodium dari Afrika Selatan melalui Thailand, namun ada pula yang mengimpor komoditi ini dalam bentuk jadi. Tujuannya tak lain adalah untuk membudidayakan dan mengintroduksi tanaman ini untuk lebih dikembangkan di tanah air. Baru pada sekitar awal tahun 2007 mulai banyak para hobiis dan nurseri-nurseri di Indonesia yang mengimpor biji, maupun tanaman dewasa Pachypodium berbagai spesies dari Afrika, Thailand, Jerman, Perancis, Australia dan bahkan dari Amerika, karena tanaman ini kembali digemari para pecinta tanaman hias. Dalam buku terbaru yang membahas tentang tanaman Pachypodium ini, akan banyak dijumpai berbagai informasi terbaru mengenai bagaimana teknik budidaya yang baik, trik merangsang tanaman Pachypodium agar tumbuh menjadi tanaman yang kristata maupun varigata, serta trik bagaimana menstimulasi agar tanaman Pachypodium cepat berbunga.

Anggrek Ketawa dari Bangka


KELOPAK DAN MAHKOTA BERWARNA HIJAU KEKUNINGAN DITAMBAH BIBIR MENJULUR BERWARNA MERAH MARUN, mengukuhkan bentuknya yang mirip bibir manusia. 'Tawa' anggrek itu dinilai eksotik oleh pecinta anggrek negara tetangga. Tak heran, ketika Eria jacobsonii J.J Sm ini dibawa ke pameran, anggrek ini terjual habis dalam sehari. "Kemarin saya bawa lima rumpun besar-besar, langsung diborong orang Thailand," kata Tulistiyanto dari Bangka Flora Socieety (BFS) saat berpameran pada Asian Orchid Exhibition di Palembang Mei 2008 lalu.


Khusus untuk anggrek ketawa, ada banyak alasan orang luar menyukainya. Anggrek ini termasuk jenis wangi dan beraroma vanila. Satu rumpun tanaman, dengan bunga minimal 5 kuntum bisa mengharumkan ruangan ukuran 4m x 5m. Padahal ukuran kuntumnya tidak besar, hanya berdiameter 2-3 cm. Kunturn ini bertengger di tangkai bunga yang menyembul pada titik tumbuh. Diapit oleh daun hijau yang tebal dan runcing. Susunannya Baling berhadapan dengan panjang daun sekitar 5 cm.


Antara batang satu dengan batang yang lain dihubungkan oleh batang (rhizoma) hingga membentuk rumpun. Batang ini agak menggelembung, dan dinamai pseudobulb, tempat dimana cadangan makanan disimpan. Pseudobulb sancta Cecil dan letaknya dekat sekali dengan batang. "Bunganya bisa tahan hingga 2 bulan. Pas sebagai hiasan di atas meja. Setelah rontok, selang 3 minggu lagi muncul bunga pada anakan yang lain," kata Tulistiyanto yang menggunakannya sebagai pengharum ruangan. Tentu saja anggrek dimasukkan ke ruangan hanya saat berbunga. Dengan susunan semacam ini, Anggrek Ketawa berpotensi untuk dijadikan tanaman pot plant yang dipajang di atas meja.




MUDAH DIBIAKAN
Juga menjadi daya tarik anggrek ketawa adalah pembiakkannya mudah. Lebih praktis menggunakan anakan mengingat skala yang dibutuhkan belum begitu banyak. Anakan ini tumbuh dari rizhoma yang menjalar di permukaan kulit tanaman. Saat tanaman sudah berdaun minimal 3 pasang, bisa dipisahkan dengan memotong rimpang tersebut. Untuk lebih amannya, jangan hanya memotong satu rumpun berisi satu anakan, tapi satu rumpun yang berisi minimal 3 anakan. Sehingga rumpun punya energi lebih besar untuk menyembuhkan luka pada jaringan yang terpotong. Selain itu, gunakan pilau tajam untuk memotongnya. Pisau yang tumpul membuat tanaman lebih 'sakit' karena jaringan yang rusak Lebih banyak.

Setelah anakan dipotong, ditanam di pot dengan media pakis spaghnummoss atau cocopeat. Lalu disiram dua kali sehari, atau usahakan tetap lembap. Pemupukan tidak perlu rutin, walau ada yang memperlakukan sebagaimana anggrek hibrida, dua kali seminggu dipupuk NPK. Anggrek ini sebaiknya ditempatkan di bawah naungan (net 65%), atau bisa juga diletakkan di dalam ruangan yang berhadapan dengan jendela. Kalau mau alami, bisa diikat di batang pohon sebagaimana di habitat aslinya.

BERAGAM VARIAN
E, jacobsonii, punya beberapa nama lain lantaran variannya beragam. Warna bunganya ada yang kehijauan, kekuningan dan hijau muda, tetapi punya bentuk yang lama. Anda bisa menemukan nama lain sebagai Campanulorchis pellipes (Rchb.f. ex Hook.f.) Y.P.Ng £t f'.J.Cribb 2005 Eria jacobsonii J.J.Sm. 1917; Eria toluensis J.J.Sm, 1920 Pinalia pellipes (Rchb. f. ex Hook.f.) Kuntze 1891. Tahun penamaan tertua tertera 1851 dengan nama Eria teretifolia tariff. Nama ini merujuk pada bentuk tenet (seperti pensil) pada daun anggrek ketawa


Anggrek ketawa ditemukan menempel pada batang pohon berkulit tebal. Misalnya bacang (Ma ngifera foetida), mangga rasa asam. Sementara di negara lain banyak ditemukan di bawah naungan hutan conifer (kelompok pinus). Tanaman ini ditemukan menyebar dari Malaysia hingga Sumatera, pada kisaran ketinggian 0-1.300 m diatas permukaan Taut. Ada juga yang menyebutkan Himalaya, Assam, Bhutan, Sikkim, Myanmar, Thailand, Malaysia, Laos, Kamboja, Cina bagian selatan, dan Vietnam. Di Indonesia, anggrek ketawa menjadi kebanggaan penganggrek Bangka.

MEMPERCANTIK PURING: Agar Daun Puring Kian Cerah

MENURUT H. AHYADI, DARI YAN FLORA DI TAMAN SINAWANG, SAWANGAN, kriteria Puring yang bagus adalah warna daun cerah, kompak dan rimbun. Walaupun ada jenis tertentu, misalnya Banglor, Kura dan Apel butuh waktu lama untuk menjadii kompak. Yang jelas, secara keseluruhan jenis, perawatan puring relatif mudah.


Pengelola Faza Abadi Nursery, Sariman di Tulungagung, Jawa Timur menggunakan media campuran. Kombinasi pasir malang, pupuk kandang dan sekam bakar, perbandingannya 1:1:1, "Penyiraman tiga hari sekali, " anjurnya. Lain halnya dengan Nyanin, petani Puring di Bekasi mengaku menyiram tanaman hias ini cukup sehari sekali. Jadi penyiraman dilakukan sesuai kondisi lingkungan.

Menurut Sariman, yang penting pangs harus penuh. Jika kebutuhan sinar matahari ini terpenuhi warna daun bakal "keluar" secara optimal. Warna Puring akan maksimal bila dibantu dengan suhu ideal bagi puring yaitu kisaran 28 - 30°C. Memang warna Puring tidak bisa langsung lengkap menyala. Pemunculan warnanya melalui secara bertahap. Awalnya warna hijau, dua minggu kemudian jadi kuning, dan setelah itu barn muncul warna merah kehitam-hitaman, jika warna ini telah muncul dapat dikatakan warna puring telah sempurna.

Selain sinar matahari, kepekatan warna daun Puring bisa dipacu dengan pupuk yang banyak mengandung unsur pospor, kalium dan kalsium. Sebaliknya, pemberian pupuk yang banyak mengandung nitrogenn yang terlalu banyak bisa mengakibatkan daun menjadi pucat. Berbagai pupuk pencerah warna daun yang digunakan untuk aglaonema bisa disuguhkan untuk mendongkrak kekentalan warna daun Puring.

Hama dan penyakit juga mempengaruhi warna daun puring. Kutu putih dan semut hitam wring mengakibatkan daun puring tertutupi oleh lapisan jelaga berwarna hitam. Kalau sudah begitu, warna daun puring menjadi buram. Tapi Anda jangan khawatir, seranggaserangga pengganggu itu bisa ditolak kehadirannya dengan insektisida. Penyemprotan dilakukan sebulan sekali.

Untuk penyakit, cendawan (jamur penyebab penyakit) menyebabkan noda hitam menyerupai jelaga. Terbentuk lapisan hitam yang menganggu penampilan dan menghambat prows fotosintesa. Jamur jelaga bisa dihilangkan dengan jalan mengusap daun dengan kain basah.

BERVARIASI KARENA MUTASI

Mutasi merupakan perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA), balk pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi gen mengakibatkan terjadi evolusi hingga lahirlah ragam spesies. Menurut Gregori G. Hambali, ahli tanaman di Bogor, mutasi pada Puring yang menghasilkan banyak kultivar adalah mutasi somatik. Mutasi mi terjadi pada sel somatik (sel tubuh, misalnya daun, akar atau batang tanaman). Oleh karena itu Anda bisa lihat, satu spesies Codiaeum variegatum saja penampakan (fenotip) bentuk dan warna sangat beragam, walaupun belum disilangkan.

Hama-hama tersebut suka menyerang Puring yang ditaruh di tempat yang kurang terkena sinar matahari. Jadi cara lain untuk menangkal kehadiran semut dan kutu putih bisa dilakukan dengan menaruh Puring di tempat yang banyak terkena sinar matahari.

Silakan dicoba. *

sumber : http://www.kebonkembang.com/panduan-dan-tip-rubrik-35/278-mempercantik-puring-agar-daun-puring-kian-cerah-.html
Powered by Blogger.